Saul Niguez secara terbuka menyoroti kurangnya etos kerja Joao Felix sebagai faktor utama kegagalan mantan rekan setimnya di Atletico Madrid tersebut di berbagai klub top Eropa. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh GOAL BET.
Pemain yang kini membela Flamengo ini menegaskan bahwa bakat saja tidak cukup tanpa kerja keras. “Sepak bola adalah olahraga tim. Dia punya semua kualitas untuk menjadi pemain luar biasa, tapi tanpa kerja keras, itu tidak akan cukup,” ujar Saul kepada COPE.
Joao Felix, yang baru saja bergabung dengan Al Nassr, sebelumnya gagal memenuhi ekspektasi di Chelsea, Barcelona, dan AC Milan setelah meninggalkan Atletico dengan status rekor transfer 127 juta euro pada 2019. Saul mengungkapkan bahwa banyak pihak di Atletico telah berusaha membantu Felix. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena kurangnya keseriusan dari pemain asal Portugal itu sendiri.
“Pernah mendengar Paco Jemez (mantan pelatih Rayo Vallecano) berkata, bakat tanpa usaha itu sia-sia? Kami semua mencoba membantu Joao, tapi kalau dia tidak mau…” tambah Saul. Kritik ini menegaskan bahwa masalah utama Felix bukanlah kemampuan teknis, melainkan pendekatannya terhadap profesionalisme.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Perjalanan Karier Joao Felix yang Penuh Tantangan
Setelah gagal memenuhi harapan di Atletico Madrid, Joao Felix menjalani serangkaian masa pinjaman ke Chelsea, Barcelona, dan AC Milan sebelum akhirnya memutuskan bergabung dengan Al Nassr di Arab Saudi. Padahal, Felix sempat dianggap sebagai salah satu talenta terbesar Eropa ketika dibeli Atletico dari Benfica dengan harga fantastis.
Di Chelsea, performanya tidak konsisten, sementara di Barcelona ia hanya menunjukkan kilasan kualitas sesaat. Pelatih Al Nassr, Jorge Jesus—yang juga pernah melatih Felix di Benfica—mengakui bahwa pemain berusia 25 tahun itu belum sepenuhnya siap secara fisik. “Ini baru latihan ketiganya. Dia benar-benar kelelahan, tapi saya percaya dia bisa kembali seperti masa kejayaannya di Benfica,” kata Jesus.
Kepindahan Felix ke Liga Arab Saudi di usia yang relatif muda (25 tahun) semakin menguatkan anggapan bahwa kariernya di level tertinggi Eropa telah mencapai jalan buntu. Banyak pengamat menilai ini adalah konsekuensi dari kurangnya kedisiplinan dan adaptasi di berbagai klub sebelumnya.
Baca Juga: Luis Diaz Absen Bela Liverpool, Ternyata Gegara Isu Transfer!
Hubungan Saul dengan Simeone dan Masa Depan Atletico Madrid
Saul juga membahas hubungannya dengan Diego Simeone, pelatih yang memberinya kepercayaan di Atletico sebelum akhirnya meminggirkannya. “Hubungan kami naik turun, tapi yang saya hargai adalah kejujurannya. Dia tidak pernah berbohong kepada saya,” ungkap Saul. Pemain berusia 29 tahun itu mengakui bahwa kepindahannya dari Atletico ke Flamengo adalah babak baru setelah sempat dipinjamkan ke Chelsea dan Sevilla.
Sementara itu, Atletico Madrid aktif di bursa transfer musim ini dengan merekrut Alex Baena, Thiago Almada, Johnny Cardoso, dan David Hancko. Saul menilai klubnya dulu itu kini tidak punya alasan untuk tidak bersaing di puncak LaLiga. “Mereka sudah menghabiskan 200 juta euro tahun lalu dan 200 juta euro lagi tahun ini. Sekarang mereka harus berkompetisi untuk semua gelar,” tegasnya.
Dengan skuad yang diperkuat banyak pemain baru, Saul yakin Atletico bisa menjadi penantang serius bagi Real Madrid dan Barcelona. Namun, ia menekankan bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan kerja keras tim—sesuatu yang menurutnya kurang dimiliki Joao Felix selama ini.
Refleksi atas Pentingnya Etos Kerja di Sepak Bola Modern
Komentar Saul tentang Joao Felix menyoroti pentingnya keseimbangan antara bakat alam dan etos kerja di sepak bola modern. Banyak pemain berbakat seperti Felix gagal memenuhi potensi karena kurang disiplin. Namun sementara pemain dengan tekad kuat seringkali mampu bertahan di level tertinggi lebih lama.
Kasus Felix menjadi pembelajaran berharga bagi pemain muda tentang pentingnya adaptasi dan konsistensi. Meski memiliki skill luar biasa, tanpa mentalitas yang tepat, seorang pemain akan kesulitan bersaing di klub-klub elit. Saul sendiri, meski tidak sebrilian Felix, mampu bertahan di Atletico selama bertahun-tahun berkat profesionalismenya.
Kepindahan Felix ke Arab Saudi mungkin menjadi titik balik untuk membangun kembali kariernya. Namun, tanpa perubahan mentalitas, sulit baginya untuk kembali ke panggung utama Eropa. Kritik Saul bukan hanya untuk menjatuhkan, melainkan sebagai pengingat bahwa kerja keras adalah kunci kesuksesan sejati di dunia sepak bola. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik goalbet1x2.com.
-
Ikuti tim dan atlet favoritmu dengan pembaruan real-time di https://goalclubs.org/.